Kategori
Desa Kebijakan Liputan Pagerageung Pedesaan Perjalanan Pribadi Tasikmalaya

Ketika sawah di Pagerageung-Tasikmalaya masih menghasilkan padi tanpa adanya mikro plastik

Ketika sawah di Pagerageung-Tasik ini masih menghasilkan padi tanpa adanya mikro plastik maka bahagialah kita. Pangan terutama beras sebagai bagian utama 4 sehat 5 sempurna merupakan kebutuhan mendasar manusia yang harus diperhatikan.

Mungkin ada teknologi yang semakin maju, agar padi bisa tumbuh di lahan sempit bahkan dengan cara urban farming, rekayasa atau transformasi genetik juga ada resiko efek samping karena penggunaan pupuk atau bahan kimia lainnya secara eksponensial.

Semakin banyak manusia akan mengarah pada kelangkaan (scarcity) lahan persawahan yang akan mengakibatkan produksi padi berkurang. Hal ini mengakibatkan semakin mahalnya beras yang sekarang dirasakan oleh masyarakat luas.

Mencuci beras menjadi salah satu langkah yang harus dilakukan dalam memasak beras menjadi nasi. Pencucian umumnya dilakukan untuk membersihkan beras dari partikel atau benda-benda yang mungkin tersisa. Seperti yang diketahui, beras adalah salah satu jenis makanan pokok bagi banyak manusia, terutama yang tinggal di Asia dan Afrika, seperti Indonesia.

Bahkan beras juga digunakan sebagai bahan masak serbaguna untuk membuat banyak hidangan ikonik di seluruh dunia, seperti dolmades dari Yunani, risotto dari Italia, paella dari Spanyol, dan puding beras dari Inggris.

Namun, dalam pengolahannya, seringkali menimbulkan pertanyaan, apakah beras harus dicuci atau tidak.

Hal ini dapat dilihat ketika mencucinya, yang memunculkan keruh pada air beras. Menurut studi dari Sciencedirect tahun 2017, air tersebut mengandung pati bebas (amilosa) pada permukaan beras dihasilkan dari proses penggilingan.

Dalam dunia kuliner, mencuci beras memang dianjurkan untuk beberapa hidangan yang membutuhkan biji-biji terpisah. Namun pada hidangan seperti risotto, paella, dan puding beras, maka beras tidak perlu dicuci untuk menghasilkan efek lengket dan lembut.

Pertimbangan lainnya mengenai larangan mencuci beras juga dapat dikarenakan oleh jenis beras, tradisi memasak dalam keluarga, peringatan kesehatan, dan faktor lain terkait cita rasa yang dipengaruhinya.

Tingkat Kelengketan Beras
Untuk membuktikan apakah mencuci beras memengaruhi pada tingkat kelengketannya, maka studi tahun 2019 dalam Sciencedirect melakukan perbandingan kelengketan pada tiga jenis beras yang berbeda. Ketiga jenis tersebut adalah beras ketan, beras gandum medium, dan beras jasmine.

Pengujian tersebut dilakukan dengan mencuci beras tiga kali dengan air, mencuci beras sepuluh kali, dan tidak mencucinya sama sekali pada ketiga beras tersebut.

Berdasarkan hasil pengujiannya, diketahui bahwa ternyata mencuci beras tidak berpengaruh pada tingkat kelengketan beras tersebut.

Para peneliti menunjukkan bahwa kelengketan itu bukan dikarenakan oleh pati amilosa, melainkan pati lainnya yaitu amilopektin yang keluar ketika beras dimasak.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa beras ketan adalah yang paling lengket, sedangkan beras gandum medium dan beras jasmine kurang lengket serta lebih keras ketika digigit atau dikunyah. Maka kelengketan itu juga dipengaruhi oleh jenis beras yang digunakan.

Perlunya Mencuci Beras
Biasanya, dalam proses penggilingan padi secara tradisional, beras seringkali kedapatan bercampur dengan debu, serangga, batu kecil, dan sisa serpihan kulit. Oleh karena itu, beras perlu dicuci untuk membersihkannya.

Namun baru-baru ini, dengan banyaknya penggunaan plastik dalam rantai pasokan makanan, mikroplastik telah ditemukan dalam makanan kita, termasuk beras.

Terdapat bukti bahwa beras yang dibilas telah membersihkan sekitar 20% mikroplastik yang dapat berpengaruh pada tubuh, sebagaimana dilansir dari Sciencedirect tahun 2021.

Dalam studi tersebut, dijelaskan bahwa mikroplastik yang terkandung dalam beras dapat berasal dari kemasannya.

Peneliti juga menemukan kandungan plastik dalam nasi instan empat kali lebih tinggi daripada nasi mentah. Jika beras instan dibilas terlebih dahulu, maka akan dapat mengurangi plastik hingga 40%.

Beras juga diketahui mengandung kadar arsenik yang tinggi, sehingga dengan mencucinya terlebih dahulu akan dapat menghilangkan sekitar 90% arsenik, tetapi juga akan menghilangkan kandungan nutrisi lain seperti zat besi, seng, dan vanadium.

Bagi orang yang tidak mengonsumsi beras dalam jumlah yang banyak, kemungkinan hal itu tidak akan berpengaruh pada kesehatannya. Tetapi bagi orang yang mengonsumsinya setiap hari dalam jumlah banyak, maka akan merasakan efeknya.

Studi dalam Journal of the science of food and agriculture tahun 2018, juga menunjukkan bahwa mencuci beras dapat mengurangi sekitar 7-20% kandungan timbal dan kadmium. Dalam hal ini WHO juga telah memperingatkan resiko paparan arsen pada makanan.

Tingkat arsenik beras juga bergantung pada dimana ia tumbuh, kultivar beras, dan cara memasaknya. Studi dari Journal Environmental science & technology tahun 2005 menunjukkan bahwa tingkat arsenik tertinggi ada di Amerika Serikat.

Namun perlu diketahui bahwa arsenik juga ditemukan pada makanan lain, seperti kue, kerupuk, sereal, makanan laut, dan sayuran

Kategori
Bandung Canda Film Kebijakan Keluarga Pemikiran Sunda Tokoh

Indonesia adalah “Gadis Jujur” yang diperebutkan “kumbang kumbang jantan”

Menyitir kata-kata almarhum Kang Ibing, Indonesia adalah seperti “Gadis Jujur” yang diperebutkan “kumbang kumbang jantan”. Sebagai gadis cantik dan menarik, Indonesia harus memperhatikan sejarah kekuatan, kebijakan dan kearifan Malahayati, Nyi Ageng Serang, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Dewi Sartika dan sebagainya untuk menghadapi mereka.

Dikutip dari Center for Preventive Action (CFR), menyatakan bahwa “Indonesia bisa menjadi mitra keamanan penting dengan tujuan yang lebih besar untuk investasi dan perdagangan AS dalam beberapa tahun mendatang.” Kurlantzick menjelaskan bahwa hubungan dengan Jakarta “mencapai tujuan-tujuan penting bisa menjadi aset jika hubungan Washington dengan negara-negara mayoritas Muslim lainnya tidak akan terancam dengan mengubah kebijakan imigrasi AS. Menjaga hubungan yang produktif dengan negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia ini dapat membantu para pejabat. AS berpendapat bahwa kebijakan imigrasi yang baru bukanlah penghalang untuk bekerja dengan negara-negara mayoritas Muslim tetapi hanya upaya untuk menghentikan gerilyawan memasuki Amerika Serikat.

Dilain fihak, di sebelah Utara kepulauan Natuna, beberapa tahun belakangan China gencar menggelontorkan dana buat membangun pulau-pulau reklamasi yang dijadikan pangkalan militer. Beberapa waktu lalu mereka juga sudah mengirim pasukannya ke sejumlah fasilitas militer.

Bagaimana Indonesia menjaga ketegangan maritim dari mendefinisikan hubungannya dengan Cina Richard Heydarian menulis bahwa ketika negara Asia Tenggara mulai menyatakan minatnya, negara itu dapat berselisih dengan Beijing Untuk saat ini, kebijakan standar Jakarta adalah untuk memperkuat peran negara sebagai kekuatan penyeimbang di antara kekuatan-kekuatan yang bersaing.

Dalam kaset “Kang Maman Mencari Gadis Jujur”, yang rekamannya bisa ditemukan di Youtube Diceritakan Kang Maman (Kang Ibing) menemui tukang becak (Aom Kusman) dan menegur: Permisi, selamat siang Om! Tukang  becaknya bingung dipanggil Om. Lalu Kang Maman berkata: “Maaf, saya mau minta tolong! Saya dari kampung. Saya baru sekali ke kota. Minta tolong pacar saya hilang.” 

Tukang Becak: “Laporan kehilangan sama polisi, bukan sama tukang becak”. Lalu diulang lagi, saya datang dari kampung, minta tolong, laporan pacar saya hilang!” 

Baru kemudian dijelaskan pacarnya kabur ke kota dan Kang Maman mau mencari pacarnya. Pacar saya di mana? Tukang becak: “Saya nggak tahu! Kang Maman: “Saya juga nggak tahu!”

Kira-kira demikian karakter lawakannya

Kalau ditanya siapa pelawak favorit saya, ingatan melayang pada 1970-an hingga 1980-an saya dan banyak pemirsa TVRI mengenal nama Kang Ibing, salah seorang pelawak dari grup lawak De’Kabayan yang juga favorit saya.

Penampilan grup ini beranggotakan lima orang, selain Kang Ibing terdapat nama Aom Kusman, Suryana Fatah, Wawa Sofyan dan Mang Ujang sejak pertama kali tampil di TVRI, seperti acara Kamera Ria, selalu saya ikuti dan juga keluarga saya.

Kang Ibing selalu tampil dengan kopiah dan kain sarung, memerankan karakter Kang Maman, urang Sunda bersosok lugu, saking lugunya kerap membuat jengkel dan menjadi kekuatannya memancing tawa.

Kang Ibing punya latar belakang yang menarik, keturunan menak bernama Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata, yang baru saya ketahui duduk di bangku kuliah. Pria kelahiran Sumedang, 20 Juni 1946 ini adalah sarjana Sastra Rusia, Universitas Padjadjaran.

De Kabayan was a comedy group from Bandung which consisted of 5 personnel. Each of its members has its own characteristic. First, there’s Kang Maman (played by Kang Ibing), an overly simple sundanese village people. The second one is Aom Kusman who usually acted as the “playmaker” who drives the story, and always the sanest person in the entire story.Third, Koh Holiang (played by Suryana Fatah), a super stubborn person of chinese ethnicities. Fourth, Mas Sastro (played by Wawa Sofyan), a Javanese people. Last, there is Mang Ujang who usually played the role of a mentally ill person and an elder, or even both of them in one story

Kategori
Bandung Canda Film Ilmiah Kamu Muda Liputan Pribadi Telematika Tokoh

Kenangan di SMPN 5 Bandung: Baju merah jangan sampai lolos


Uwe wong bu, aruko Namidana kodore nariyo Omoidatsu natsunohi

Yang baju merah jangan sampe lolos

Siawasiwa uwono uweni Yang baju merah jangan sampe lepas

Lu jangan liat cewek Ntar buronannye lepas

Ini lagu gue boleh mengarang sendiri Nyanyian kode, nyanyian kode.

Buntut pala lu buntut pala lu..

Siawasiwa uwono uweni Elu jangan godain cewek aje

Lu  kagak ngarti Gue nyanyiin kode Kode kode tak kode kode

Berbaju merah saat acara kelas di SMP 5 Bandung

Siapa yang tidak tahu lirik lagu di atas? lagu tersebut lumayan fenomenal walaupun sebenarnya lagu tersebut hanya merupakan bagaian salah satu scene dalam film Warkop DKI. Hayoo siapa yang tau judul film-nya? 😀 Dalam scene tersebut Kasino berusaha memberikan kode kepada Dono untuk terus mengawasi target mereka seorang wanita yang menggunakan dress berwarna merah.

Nah Apalagi Kalau Liat Berbaju Merah, Biasanya Kalau Laki Pakai Baju Merah Tanda Nunjukkin Keberaniannya Nah Kalau Cewek Malah Jadi Terlihat Cantik Dan Agak Sedikit Seksi Jika Pakai Baju Merah.

Warna merah memang dapat membuat orang yang memakainya menjadi lebih “menonjol” diantara orang sekitarnya, dari salah satu pengajar fotografi pernah mendengar bahwa jika seseorang memakai baju berwarna merah daya tariknya untuk dilihat orang lain meningkat 14%, CMIIW. Pernah juga saya mendengar kalau di USA pajak mobil berwarna merah lebih mahal dibanding warna lain, karena menurut salah satu studi jika mengendarai mobil warna merah pengemudi akan terpacu adrenaline-nya sehingga kemungkinan mengendarai dengan kecepatan tinggi lebih besar. Mohon koreksi yaa jika saya salah karena saya dapat informasi ini dari teman haha

Tapi harus dipastikan juga merah yang digunakan sesuai dengan acara yang dihadiri jika ke acara outdoor dengan cuaca panas terik jangan menggunakan warna merah yang terang benderang karena anda akan seperti menyaingin matahari. Saya sendiri paling suka dengan warna merah yang lebih ke marun, apalagi jika digunakan dalam acara indoor di malam hari akan muncul kesan sexy dan glamour.

Warna merah memang menarik, bahkan di film Her warna merah yang selama ini digambarkan sebagai simbol berani, gagah, dan menyala-nyala justru dapat ditampilkan penuh kesedihan, redup, dan sendu dalam film tersebut. Jadi kalau kamu suka merah seperti apa? tunjukan merah mu kawan.

Kategori
Business Kebijakan Kerja Liputan Manajemen Perjalanan Pribadi sejarah Transportasi

Kenangan berkeliling Nusantara dengan maskapai Merpati Nusantara Airlines



Saya pernah bekerja di Maskapai Merpati Nusantara Airlines sebagai “Data Communication Specialist” di Biro Sistem Informasi. Sebelum bekerja di BSI-MNA (JKTDXMZ), saya pernah melamar ke beberapa perusahaan  penerbangan seperti Garuda, IAT, Sempati, Bouraq (Kenangan Pribadi pada MNA dapat dibaca disini) dan banyak lagi. Namun ternyata pilihan jatuh kepada MNA karena ada sahabat sewaktu kuliah yaitu Dudi Herdiman yang sebelumnya sudah bekerja di Merpati Maintenance Facility. Beberapa teman dekat di BSI-MNA adalah Rudi Rosadi yang saat ini adalah IT Manager di Lion Mentari Airlines dan Suprayogi Permadi yang awalnya bekerja sebagai programmer serta pernah menjabat GM Information Management System di MNA.

Pekerjaan saya adalah di bidang implementasi jaringan Komunikasi Data termasuk VSAT (Very Small Aperture Terminal) untuk “Airline Computer Reservation System”. Untuk itu di kurun 90-an, saya sering berkeliling Indonesia untuk mengimplementasikan CRS di kantor  cabang MNA mulai dari Medan, Palembang dan Bengkulu di Sumatera; Balikpapan, Banjarmasin dan Pontianak di Kalimantan; Makassar, Palu dan Kendari di Sulawesi; sampai Sorong, dan Merauke di Jayapura. Itu belum termasuk kota lain di Jawa, Bali, NTB, NTT, Ambon serta masih banyak propinsi lain. Sungguh pengalaman yang sulit dilupakan karena saat umur masih muda sudah bisa berkeliling dan mendapat pengalaman dari berbagai tempat di Indonesia.

Pada era keemasannya di tahun 1980-an dan 1990-an. Bahkan di era yang sama, Merpati bersama Garuda, menjadi penguasa langit Indonesia. Garuda menjadi penguasa penerbangan penghubung antar-kota besar, sementara Merpati kebagian menggarap rute-rute perintis.

Berbeda dengan Garuda Indonesia, Merpati memang sejak mulai beroperasi tahun 1962 sudah fokus menggarap rute-rute perintis. Jadi maskapai feeder, mengumpan penumpang ke Garuda Indonesia.  Mengusung tagline Jembatan Udara Indonesia, Merpati Nusantara Airlines Berjaya di tahun 1980 hingga 1990-an, Ratusan pesawat pernah memperkuat armada mereka. Masa kejayaan Merpati Dikutip dari Kompas TV, saat baru berdiri, dengan bermodalkan DC 3 Dakota, Merpati kemudian terus menambah pesawat ke hangar mereka.

Beberapa pesawat yang ikut membesarkan Merpati Nusantara Airlines diantaranya seri turboprop Vickers Vanguard, Vickers Viscount, Casa 212, CN 235, Twin Otter, juga pesawat angkut versi sipil Hercules L 100 L382G. Seiring tuntutan zaman, Merpati Nusantara Airlines kemudian memasuki era mesin jet. Boeing 707, Boeing 727, Fokker F-28, Fokker 100, Boeing 737 dan Airbus A310.

Kuatnya kepak sayap Merpati Nusantara Airlines pernah membuat mereka membuka rute luar negeri. Honolulu, Los Angeles, Jeddah, Manila, Dili dan Darwin pernah mereka singgahi. Merpati Airline sangat diandalkan warga yang tinggal di pelosok Indonesia.

Sebelum muncul maskapai-maskapai swasta yang melayani penerbangan perintis, Merpatilah yang penolong. Harga tiketnya pun relatif terjangkau. Bahkan di era tahun 1990-an, lazim di banyak rumah penduduk daerah terpencil, ditemukan berbagai aksesoris seperti tas berlogo Merpati yang merupakan bagian dari souvenir yang diberikan gratis kepada para penumpang.

Kejayaan Merpati Nusantara Airlines mulai meredup setelah Indonesia dilanda krisis moneter 1997 yang berujung tumbangnya Orde Baru di tahun 1998. Dampaknya, Merpati Nusantara Airlines memangkas sejumlah rute dan mengurangi armada mereka.

Merpati Airlines sendiri, diketahui sudah tidak beroperasi sejak 2014. Bahkan, sertifikat pengoperasian atau Air Operator Certificate (AOC) Merpati Airlines, yang merupakan syarat utama maskapai untuk terbang, telah dicabut di tahun 2015.

Kategori
Anak Bandung Kebijakan Keluarga Kuliner Lingkungan Liputan Pribadi

Martabak di perempatan jalan Supratman dengan Jln.Terusan Ciliwung Bandung menjadi langganan saya sejak lama

Martabak di perempatan jalan Supratman dengan Jln.Terusan Ciliwung Bandung ini sudah menjadi langganan sejak lama. Saat rumah masih di dekat Masjid Nugraha Muararajeun sering dilakukan transaksi yang terjadi pada saat perut kosong dan hampa udara.

Bahkan anak perempuannya pernah kejar-kejaran dengan anak saya sebagai bagian dari sistem operasi Windows. Terutama kala senja syariah di mana mereka berasal dari keluarga yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

Martabak ini selalu ramai dikerubungi pembeli. Berdatangan silih berganti dengan berbagai permintaan. 

“Satu, mas. Pakai coklat sama oreo”

“Tidak pakai wijen?”

“Boleh deh. Tapi sedikit saja”

“Dijadikan satu saja bungkusnya. Tidak usah sendiri-sendiri” 

“Pesan juga Martabak telurnya dua. Yang isiannya jamur sama ayam”

Keriuhannya menjadi alarm bagi aku agar diam-diam segera mendekat. Merapatkan barisan dengan harapan panjang. Karena lapaknya buka sore hingga malam, pergerakanku kadang tidak diketahui.

Tapi apakah benar begitu? Tidak diketahui? Tepatnya,  Mas Supardi penjualnya yang mengetahui kelakuan kami. Hanya dia membiarkan kami karena bisikan langit tentang kami telah dia dengar. Dia selalu memberi kami apapun yang ada di kotak-kotak ramuan. 

Lapak itu buka belasan tahun yang lalu, sejak itulah kami mulai merapat. Kekuatan penciumanku menjadi daya lenting teman-teman agar segera bergerak. 

Lapak Pak Ardi (a.k.a Supardi) sederhana, beberapa loyang berjejeran untuk mempercepat proses pesanan. Dinding seng dibentuk sedemikan rupa sebagai pembatas juga penutup dari pandangan para pengguna jalan. Spanduk merah besar menjadi papan perayu bertuliskan: ‘Martabak Pak Ardi-Asli Bangka’.

https://youtu.be/VxLDNcfZGNM?si=jPnvSav1g4DR6tgN


                              

Kategori
Kebijakan Leadership Liputan Pariwisata Perjalanan Pribadi Tokoh Widyatama

Mengunjungi Fort Santiago di Manila yang dibangun Spanyol pada tahun 1593

Saya berkesempatan melakukan City Tour ke beberapa tempat bersejaran di Manila diantaranya Fort Santiago tempat dimana Jose Rizal ditahan. Dia Bukan Hanya Sekedar Pahlawan Nasional namun telah menjadi simbol kuat perjuangan dan kemanusiaan bagi Bangsa dan Negara Filipina. Hidupnya hanya dalam waktu yang singkat karena ia meninggal pada usia muda (~35 tahun) akibat ditembak mati Tentara Penjajahan Spanyol.

Knights of Dr. Jose Rizal Manila, Philippines adalah seorang yang berbakat. Selain menjadi seorang dokter ia juga seorang arsitek, seniman, pendidik, ekonom, etnolog, ahli pertanian, sejarawan, jurnalis, pemusik, mitologiwan, internasionalis, naturalis, dokter mata, sosiolog, pematung, penyair, penulis drama dan novelis.

Selain itu ia juga menguasai 22 bahasa, di antaranya: Tagalog Filipino, Cebuano, Bahasa Melayu Warisan Kita, Tionghoa, Learning Arabic to Understand Al-Qur’an, Ibrani, Inggris, Bahasa Jepang, Spanyol, Catalan Barcelona, Italia, Bahasa Portugis, Bahasa Latin, Perancis, Jerman, Bahasa Yunani, Bahasa Rusia, Bahasa Sanskerta dan dialek-dialek Filipina yang lain.

Sebagai seorang patriot tertinggi bagi bangsa Filipina, hari kematiannya pada 30 Desember kini diperingati sebagai hari libur di Filipina, yang disebut hari Rizal.

Plakat Fort Santiago (Spanyol: Fuerte de Santiago; Filipino: Moóg ng Santiago) yang dibangun pada tahun 1593. Ini adalah benteng yang dibangun oleh navigator dan gubernur Spanyol Miguel López de Legazpi untuk kota baru Manila yang didirikan di Filipina. Benteng pertahanan ini terletak di Intramuros, kota bertembok Manila.

Kategori
Bandung Desa Ilmiah Kebijakan Lingkungan Liputan Pemikiran sejarah

Benarkah adanya bahwa sekarang Cekungan Bandung telah benar-benar “Heurin Kutangtung”?

Beberapa waktu lalu dari siang sampai sore ketika akan mendampingi permaisuri ke dokter di RS Hermina Arcamanik, Bandung kemacetan parah terjadi di jalur Kiarapayung perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung ke Terminal Cileunyi. Istri saya juga mengalami kemacetan parah sampai daerah Bundaran Cibiru, Bandung sehingga terlambat untuk bertemu dengan dokter yang sudah diatur jadwalnya sejak 2 Minggu sebelumnya.

Strategic Question:
Benarkah adanya bahwa sekarang Cekungan Bandung telah benar-benar ” Heurin Kutangtung” sehingga sulit diprediksi untuk melakukan perjalanan dengan mobil dari satu tempat ke tempat lain?

“Bandung dilingkung ku gunung.” Demikian peribahasa Sunda yang menggambarkan Bandung dengan barisan pegunungan di sekelilingnya. Kondisi ini turut memperkuat kata “Cekungan” yang mengikuti nama kota ini dalam kajian kebumian. Lalu, apa itu Cekungan Bandung? Dan apa dampaknya bagi manusia? Berikut ini rangkuman tentang Cekungan Bandung dan DAS Citarum yang disarikan dari pemaparan Dr. Zamzam AJ Tanuwijaya, M.Si., dalam sebuah workshop tentang Cekungan Bandung di sebuah sekolah menengah di Kota Bandung.

Berbicara tentang “Cekungan”, kata ini erat kaitannya dengan daerah tangkapan hujan. Dalam bahasa Inggris, Cekungan bermakna Catchment area. Cambridge Dictionary mendefinisikan Catchment Area sebagai sebuah area daratan yang menjadi tempat bagi aliran air untuk mencapai sungai, danau, atau waduk. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia mengartikan Catchment Area sebagai Daerah Tangkapan Air yang didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang secara topografis dibatasi oleh punggung-punggung gunung, menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui jaringan sungai.

Senada dengan Catchment Area adalah Basin. Cambridge Dictionary mendefinisikan Basin sebagai sebuah area daratan yang menjadi tempat bagi arus untuk mengalir menuju sungai, danau, atau laut. Basin juga bisa dimaknai sebagai wadah atau cekungan. Adapun Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan Basin sebagai relief permukaan bumi berbentuk baskom atau belanga; depresi yang berukuran besar; cekungan; lembah; lubuk.

Dalam konteks Geologi, Basin memiliki hubungan erat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). Menurut situs Konservasi DAS Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), Daerah Aliran Sungai didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah atau kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi berupa punggung bukit yang berfungsi untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik tertentu (Outlet). Dalam konteks ini, DAS bukan hanya sekedar sungai dan area sekitarnya, tetapi juga melingkupi wilayah tangkapan air hujan, atau Catchment Area yang memiliki makna senada dengan Basin dalam pengertian Geologi.

Cekungan Bandung sendiri berhulu dari pegunungan di sekelilingnya. Di utara, Cekungan Bandung dibatasi oleh Bukit Tunggul, Tangkubanparahu, Burangrang, dan beberapa gunung lainnya. Batas di sebelah timur adalah Mandalawangi, dan beberapa gunung lainnya. Di sebelah selatan, Cekungan Bandung dibatasi oleh banyak gunung, beberapa di antaranya: Patuha, Tilu, Malabar, Sanggar, dan Guntur.

Adapun air yang mengalir di Cekungan Bandung berasal dari hujan yang mengguyur kawasan Bandung dan puncak pegunungan di sekelilingnya. Air ini kemudian mengalami proses infiltrasi dan keluar sebagai mata air di dinding gunung. Lalu, mata air ini mengalir hingga masuk ke lintasan aliran sungai-sungai di wilayah Bandung yang berujung di Sungai Citarum.

Peran sebuah Cekungan didefinisikan oleh nama sungai tempat bermuaranya aliran air dari pegunungan di sekelilingnya. Khusus untuk Bandung, hujan yang jatuh di wilayah ini akan bermuara di Sungai Citarum. Oleh karena itu, Cekungan Bandung juga dikenal sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Adapun titik keluar (outlet) Sungai Citarum berada di kawasan Rajamandala. Sedangkan sungai-sungai yang lebih kecil didefinisi sebagai sub-DAS dari Citarum. DAS Citarum sendiri memiliki tujuh DAS, yaitu: sub-DAS Cikapundung, sub-DAS Cirasea, sub-DAS Cihaur, sub-DAS Ciwidey, sub-DAS Cisangkui, sub-DAS Ciminyak, dan sub-DAS Citarik.

Ketujuh sub-DAS tersebut bisa dimaknai pula sebagai DAS dengan batasan titik keluarnya sebagai tempat bersatunya aliran air keseluruhan sub-DAS di bawahnya. Misalnya DAS Cikapundung Utara yang memiliki tiga sub-DAS, yaitu: Cikawari, Cigulung, dan Cikapundung Hulu dengan titik keluarnya di area Gandok. Pendefinisian DAS sendiri berdasarkan lokasi titik keluarnya. Semakin jauh titik keluarnya dari bagian pegunungan hulunya, maka semakin banyaknya pula sungai-sungai yang bersatu alirannya, serta semakin luas juga area DAS-nya.

Secara fisiografi, Cekungan Bandung berada di kawasan barat pulau Jawa. Kawasan bagian selatan Jawa Barat sendiri penuh dengan pegunungan hasil erupsi gunung berapi di bagian tengahnya dan pergerakan tektonik di bagian selatannya. Pergerakan tektonik sendiri berperan dalam mengangkat dasar laut menjadi daratan dengan karakter perbukitan yang sangat curam dan tinggi. Hal ini tampak dari kontur yang terjal di wilayah Cidaun, Cianjur. Adapun daerah lapang di sela-sela pegunungan tersebut membentuk Cekungan. Selain Cekungan Bandung, ada juga Cekungan Garut yang berada di sebelah tenggara wilayah Bandung.

Proses pembentukan Cekungan Bandung pun memiliki beberapa hipotesis yang belum terbukti sampai hari ini. Hipotesis pertama, Cekungan Bandung merupakan kaldera besar. Kaldera sendiri terbentuk akibat runtuhnya permukaan bagian tengah gunung berapi lantaran kosongnya kantung magma di bawahnya. Menurut hipotesis ini, Cekungan Bandung berada di tengah-tengah Gunung Sunda Purba yang membentuk kaldera. Hal ini tampak dari ditemukannya batuan beku intrusi pegunungan tua. Di dalamnya, tampak juga leher-leher lava dan produk vulkanik tua. Di tengah-tengah Cekungan Bandung, ada pegunungan tua yang membentang dari timur ke barat. Adapun di wilayah gunung Lagadar dan gunung Singa yang berada di sisi barat Cekungan Bandung, terdapat pegunungan tua yang membentang dari utara ke selatan.

Hipotesis kedua, Cekungan Bandung terjadi karena proses menurunnya patahan kulit bumi akibat depresi yang terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi. Hipotesis ini menitikberatkan pada aktivitas tektonik yang terjadi di wilayah Cekungan Bandung dan sekitarnya. Adapun hipotesis ketiga menyatakan bahwa Cekungan Bandung merupakan dataran antar pegunungan tanpa melibatkan proses tektonik lainnya.

Bila dipetakan lebih lanjut, Cekungan Bandung juga pernah mengalami periode genangan yang cukup luas berjuluk Danau Bandung. Sebelum danau terbentuk, kawasan Cekungan Bandung merupakan Kaldera Gunung Sunda Purba. Adapun sungai Citarum Purba mengalir melewati sungai Cihaur dan Cimeta di sebelah utara wilayah Padalarang hari ini. Namun, aliran air ini terhambat material vulkanik Gunung Tangkuban Parahu yang terjadi sekitar 55 ribu tahun yang lalu. Material ini tumpah ke arah selatan dan membentuk Kipas Aluvial yang menyebar mulai dari wilayah Padalarang hingga Cicaheum. Budi Brahmantyo menyebutkan bahwa bahwa tinggi muka air Danau Bandung Purba kala itu sekitar 715 meter di atas permukaan laut.

Titik bobolnya Danau Bandung diperkirakan terjadi di tempat bernama Sang Hyangtikoro yang memiliki ketinggian 394 meter di atas permukaan laut. Lokasi ini terletak setelah Bendungan Saguling. Di antara Bendungan Saguling dan Sang Hyangtikoro ini terdapat dua bukit yang dipisahkan oleh lembah sungai. Keduanya adalah Pasir Kiara dengan ketinggian 732 meter di atas permukaan laut, dan Pasir Larang dengan ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Kedua bukit ini terletak di lintasan Sesar Cimandiri. Sebelum Bendungan Saguling dibangun, di antara kedua bukit tersebut terdapat air terjun berjuluk Curug Halimun.

Celah di antara Pasir Kiara dan Pasir Larang tersebut diperkirakan menjadi tempat jebolnya Danau Bandung Purba. Adapun penyebab jebolnya adalah aktivitas tektonik Sesar Cimandiri, sehingga memiliki daya yang cukup besar untuk memecahkan sumbatan Danau Bandung Purba dan mengeringkannya. Pecahnya sumbatan ini pula yang membuat jalur aliran Sungai Citarum berubah menjadi seperti hari ini.

Kini, wilayah Cekungan Bandung sudah berubah menjadi kawasan padat penduduk yang dihuni oleh lebih dari delapan juta orang. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh penduduk Cekungan Bandung adalah air. Banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau merupakan salah satu indikasi perlunya peningkatan pengelolaan wilayah dan sumber daya air di Cekungan Bandung. Dalam hal ini, pemetaan dan pemahaman DAS Citarum beserta sub-DAS-nya menjadi salah satu aspek yang penting dalam menata kawasan Cekungan Bandung.

Salah satu kawasan yang perlu diperhatikan adalah punggungan Sesar Lembang ke arah selatan. Di area ini terdapat banyak mata air yang terbentuk dari sesar tersebut. Oleh karena itu, penting untuk membangun kembali hutan di punggung Sesar Lembang, sehingga mata airnya hidup dan jaringan air di bawah permukaannya tetap terjaga. Bagaimana pun, sumber air tanah Kota Bandung berasal dari area Sesar Lembang tersebut. Sedangkan sumber air permukaan Kota Kembang berasal dari Sungai Cikapundung. Untuk menjaganya, diperlukan upaya penataan DAS Cikapundung Hulu, termasuk penataan kawasan gunung Burangrang, gunung Tangkuban Parahu, dan gunung Bukit Tunggul.***

Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan ekonomi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung. Tujuan penataan ruang untuk mewujudkan Kawasan Perkotaan yang berkelas dunia sebagai pusat kebudayaan, pusat pariwisata, serta pusat kegiatan jasa dan ekonomi kreatif nasional, yang berbasis pendidikan tinggi dan industri berteknologi tinggi yang berdaya saing dan ramah lingkungan. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung terdiri dari Kawasan Inti yaitu Kota Bandung dan Kota Cimahi serta Kawasan Sekitarnya yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan 5 Kecamatan di Kabupaten Sumedang. Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung tercantum dalam Pasal 116 tentang Pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung.



Kebijakan pengembangan wilayah Cekungan Bandung dalam rangka meningkatkan pengelolaan pembangunan yang berkarakter lintas Kabupaten/Kota yang secara kolektif berbagi peran membangun dan mempercepat perwujudan fungsi Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung telah ditetapkan di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029. Kebutuhan pengelolaan pembangunan tersebut mempertimbangkan berbagai permasalahan yang ada di Cekungan Bandung yang berkaitan dengan pelayanan publik, bersifat lintas wilayah, multisektor, dan tidak dapat ditangani hanya oleh satu pemerintah daerah. Hal tersebut telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Cekungan Bandung dengan membuat Kesepakatan Bersama dalam melaksanakan kerjasama antar daerah di wilayah Bandung Raya yang meliputi 14 sektor.



Mempertimbangkan peran penting dan urgensi pengelolaan Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung sebagai kawasan strategis nasional, maka Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Barat Nomor 86 tahun 2020. Badan Pengelola Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung yang selanjutnya disebut dengan BP Cekungan Bandung aktif bekerja sejak Bulan September 2021 untuk melakukan sinkronisasi dan koordinasi program-program perencanaan yang ada di Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung.



Dalam melaksanakan tugasnya BP Cekungan Bandung menggunakan lima metode pelaksanaan tugas, meliputi:

1. Fasilitasi untuk optimasi pengelolaan dan sinergi peran dalam pelayanan;

2. Akselerasi dalam rangka mewujudkan rencana pembangunan yang sudah diatur dalam Perpres Nomor 45 Tahun 2018;

3. Debottlenecking membantu memecahkan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan;

4. Monitoring dan Evaluasi untuk mengendalikan gap antara pelaksanaan dengan yang direncanakan; dan

5. Memberikan Rekomendasi untuk bahan pertimbangan Kepala Daerah.

Kategori
Canda Desa Ibu Liputan Pariwisata Pedesaan Perjalanan Pribadi

Teu di dieu teu di Chiang Mai Thailand, Ema-ema naek motor pasti ruarrr biasah

Teu di dieu teu di Chiang Mai Thailand, Ema-ema naek motor pasti ruarrr biasah.

Predikat ‘Raja Jalanan’ dulunya identik dengan bus dan truk besar. Tetapi, di zaman milenial ini, banyak yang menyebut bahwa emak-emak lah yang menjadi rajanya jalan raya.

Hal ini seiring dengan banyaknya ibu-ibu yang berkendara di jalanan dengan segala tingkah absurdnya. Mulai dari menyalakan lampu sein tapi nggak segera berbelok, menerobos lalu lintas, hingga berkendara tanpa pelindung kepala.

Soal emak-emak bawa motor memang sering menjadi sorotan. Seperti deretan emak-emak pengendara motor berikut ini. Aksi mereka di jalanan bikin geleng-geleng kepala sekaligus mengundang tawa.

Stigma kaum perempuan mengendarai motor atau biasa disebut dengan istilah emak-emak, menjadi viral di Indonesia selama bertahun-tahun. Hal ini muncul karena beragam ulah yang mereka lakukan, seperti menyalakan sein kiri untuk belok kanan.

Namun ternyata, peristiwa itu tidak hanya terjadi di Indonesia. Dilansir dari laman Cartoq, seorang ibu di Thailand terekam kamera ETLE berulang kali melakukan pelanggaran lalu lintas.

Jenis pelanggaran yang dilakukan mulai dari tidak mengenakan helm, berkendara melawan arus hingga menerobos lampu merah. Dia juga terlihat beberapa kali berbicara di telepon, saat mengendari skuter miliknya

Menurut catatan polisi hasil pantauan rekaman kamera ETLE, emak-emak itu sudah melakukan lebih dari 200 pelanggaran lalu lintas.

Polisi lalu lintas akhirnya melacak skuter dan pemilik, lalu menyita kendaraan tersebut. Pelaku juga dikenakan denda  setara Rp26 jutaan, lebih mahal dari sepeda motor miliknya.

Selain denda, wanita tersebut juga dapat menghadapi konsekuensi lain seperti pencabutan SIM atau bahkan hukuman penjara.

Kategori
Desa Kebijakan Lingkungan Liputan Pagerageung Pedesaan Perjalanan Pribadi Tasikmalaya

Jalan Pamoyanan menuju Pesantren Suryalaya di perbatasan Tasikmalaya dengan Ciamis selalu terpelihara dengan baik

Beberapa waktu saat turun dari Elf (tepatnya Colt Diesel) di Pamoyanan Tasikmalaya, perjalanan dilanjutkan dengan angkutan desa menuju Tanjaknangsi Pagerageung Tasikmalaya. Saat itu saya duduk di depan disamping Pak supir, mengendalikan angdes supaya baik jalannya. 😁🙏😀

Berbeda dengan periode awal tahun tujuh puluhan, saat ini jalan Pamoyanan menuju Pesantren Suryalaya di perbatasan Tasikmalaya dengan Ciamis selalu terpelihara dengan baik. Tidak mengherankan karena jalan ini sering dilalui oleh calon, petahana dan mantan presiden yang melakukan “Spiritual Audience” ke sana 👍😊🎉

Perlu diketahui kemacetan panjang sering terjadi mulai Rajapolah sampai simpang Pamoyanan, Pagerageung, Tasikmalaya, dari arah Timur ke Barat. Sedangkan memasuki kawasan Tanjakan Gentong, terlihat kepadatan kendaraan meski masih bisa melaju secara perlahan. “Macet parahnya sampai ke daerah ini (Simpang Pamoyanan, red), tadi mulai dari Rajapolah yang ada jembatan layang,” jelas Rohman (42), salah seorang pemudik yang hendak pulang ke Bandung, Jawa Barat, Jumat petang. Berdasarkan pantauan selama menyusuri jalur utara Tasik sampai ke Limbangan, Garut, sejak pagi sampai petang ini peningkatan volume kendaraan terus terjadi di jalur ini. Bahkan, memasuki beberapa persimpangan, seperti di Ciawi, Jamanis, Pagerageung, Pamoyanan, Gentong, Malangbong, Lewo, sampai ke Limbangan, kemacetan terjadi dua arah.

Kendaraan yang datang dari Jawa Tengah melewati Ciamis dan Tasik, sebagian dialihkan ke jalur alternantif tersebut. Hal itu untuk mengurai kemacetan parah yang terjadi di jalur utama Selatan sampai sore ini. “Ya, pengalihan arus balik dari kemarin dibuang ke jalur Singaparna berlanjut ke Garut. Jalur Singaparna sejak siang tadi mulai padat merayap,” ungkap Kepala Satlantas Polres Tasikmalaya, AKP Anton Purwanto, di sela-sela mengatur arus lalu lintas di Simpang Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ Terus meningkatnya volume kendaraan memasuki arus balik ini sesuai dengan prediksi kepolisian melalui Kepala Kakorlantas Polri, yang menyebutkan puncak arus balik di jalur ini akan terjadi pada Jumat dan Sabtu.

https://youtu.be/yRXIPBlbOko?si=fPcybYaKLEeCsh4h

Kategori
Bandung Ibadah Islam Kebijakan Liputan Pariwisata Perjalanan Pribadi Transportasi

Masjid Al-Jabbar dilihat dari sudut pandang orang ketiga

Masjid Al-Jabbar dilihat dari sudut pandang orang ketiga yang akan membantu Anda untuk mendapatkan hasil foto dari kamera smartphone dibalik jendela kereta ❤️😊🌺

Sejarah Masjid Raya Al Jabbar
Masjid Raya Al Jabbar mulai didesain tahun 2015 oleh Ridwan Kamil sebagai Masjid Raya tingkat Pemerintah Daerah Provinsi. Bangunan utama dirancang dengan luas lantai 99 x 99 m2 sesuai angka Asmaul Husna.

Arsitektur Masjid Raya Al Jabbar dirancang dari perpaduan arsitektur modern kontemporer dengan aksentuasi masjid Turki yang dihiasi seni dekoratif khas Jawa Barat. Bangunan utama masjid tidak memisahkan dinding, atap, dan kubah, melainkan hasil peleburan ketiganya menjadi satu bentuk setengah bola raksasa.

Ketiga sisi bangunan masjid dikelilingi sebuah danau besar yang, ibarat cermin, merefleksikan masjid menjadi berbentuk bulat utuh. Pada malam hari, kerlip tata cahaya menambah keindahan masjid. Selain keindahan, danau memiliki fungsi penting lain; sebagai retensi banjir sekaligus penyimpan air. Semua hal tersebut memang direncanakan dengan sangat seksama oleh sang arsitek, Mochamad Ridwan Kamil.

Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage Kota Bandung diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada 30 Desember 2022 lalu. Masjid yang megah dan artistik ini seketika menarik perhatian banyak orang.

Baik masyarakat dari Kota Bandung dan sekitarnya, maupun dari luar kota, beramai-ramai mengunjungi masjid yang dijuluki Masjid Terapung ini untuk berwisata religi.

Antusiasme masyarakat yang tinggi menyebabkan padatnya jalan akses menuju ke Masjid Raya Al Jabbar. Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat pun melakukan rekayasa lalu lintas guna mengurai kepadatan yang menyebabkan kemacetan tersebut.

Melansir dari PRFM News, laporan kemacetan arus lalu lintas terus diterima sejak awal peresmian Masjid Al Jabbar. Kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi untuk mengunjungi masjid tersebut.

Baca Juga: Berencana Mengunjungi Masjid Raya Al Jabbar? Perhatikan Dulu Skema Rekayasa Lalu Lintas Berikut Ini

Guna mengurangi kepadatan lalu lintas, ada beberapa alternatif transportasi umum untuk menuju ke Masjid Raya Al Jabbar, yaitu:

Kereta Api
Stasiun kereta api terdekat dari lokasi Masjid Al Jabbar adalah Stasiun Kereta Api Cimekar. Jaraknya sekitar 2,2 kilometer dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 20-an menit, atau menggunakan jasa ojek pangkalan/ojek online.

Untuk mencapai stasiun ini dapat menggunakan beberapa kereta api lokal/komuter seperti:

– Kereta Api Lokal Bandung Raya dengan rute Padalarang, Gadobangkong, Cimahi, Cimindi, Ciroyom, Bandung, Cikudapateuh, Kiaracondong, Cimekar, Rancaekek, Haurpugur, Cicalengka PP;

– Kereta Api Lokal Garut Cibatuan dengan rute Garut, Wanaraja, Pasirjengkol, Cibatu, Karangsari, Leles, Nagreg, Cicalengka, Haurpugur, Rancaekek, Cimekar, Kiaracondong, Cikudapateuh, Bandung, Ciroyom, Cimindi, Cimahi, Padalarang, Cilame, Sasaksaat, Maswati, Rendeh, Cikadongdong, Plered, Sukatani, Ciganea, Purwakarta PP;

– Kereta Api Lokal Cibatuan dengan rute Cibatu, Karangsari, Leles, Nagreg, Cicalengka, Haurpugur, Rancaekek, Cimekar, Kiaracondong, Cikudapateuh, Bandung, Ciroyom, Cimindi, Cimahi, Padalarang PP.

Angkot
Ada beberapa opsi rute angkot yang dapat dicoba untuk dapat menuju ke Masjid Al Jabbar:

– Jika datang dari Terminal Leuwipanjang, naik angkot Leuwipanjang – Cibiru lalu turun di Jalan Cimincrang. Kemudian lanjutkan dengan naik ojek pangkalan/ojek online;

– Jika datang dari Terminal Cicaheum, naik angkot Simpang Dago – Gedebage atau Bumi Panyileukan – Sekemirung lalu turun di Pasar Gedebage. Kemudian naik angkot arah ke Cibiru dan turun di Jalan Cimincrang, lalu lanjutkan dengan naik ojek pangkalan/ojek online;

– Jika datang dari Cileunyi, naik angkot Majalaya – Gedebage lalu turun di kampus UIN 2 atau Polda Jabar. Kemudian lanjutkan dengan naik angkot atau ojek pangkalan/ojek online menuju ke Masjid Al Jabbar;

– Jika datang dari Cicadas, Antapani, Kiaracondong dan sekitarnya, naik angkot Cicadas – Cibiru lalu turun di kampus UIN 2 atau Polda Jabar. Kemudian lanjutkan dengan naik ojek pangkalan/ojek online menuju ke Masjid Al Jabbar;

– Jika datang dari Stasiun Bandung (pintu selatan/Stasiun Hall), Pasar Baru, Dalem Kaum, Alun-alun Bandung dak sekitarnya, naik angkot Stasiun Hall – Gedebage lalu turun di Pasar Gedebage. Kemudian naik angkot arah ke Cibiru dan turun di Jalan Cimincrang, lalu lanjutkan dengan naik ojek pangkalan/ojek online.

Bus/Trans Metro Bandung (TMB)
Untuk dapat menuju ke Masjid Al Jabbar menggunakan bus umum dari Kota Bandung atau Cimindi, Cijerah, Cimahi, dan sekitarnya dapat menggunakan Trans Metro Bandung (TMB) Koridor 1 Cibiru – Cibeureum atau Cibeureum – Cibiru.

Rute TMB Koridor 1 adalah Halte Elang – Jalan Garuda – Holis – Perempatan Pasir Koja – Perempatan Kopo – Perempatan Cibaduyut – Perempatan Cigereleng – Perempatan Buah Batu – Perempatan Kiara Condong – Perempatan Gede Bage – Halte Cibiru PP.

Pastikan untuk turun di sekitar kampus UIN atau Polda Jabar, kemudian dilanjutkan dengan naik ojek pangkalan/ojek online menuju ke Masjid Al Jabbar.

Demikian cara menuju ke Masjid Raya Al Jabbar menggunakan transportasi umum. Semoga bermanfaat!***