Kategori
Desa Film Ibadah Ibu Kebijakan Keluarga Liputan Pahlawan Pedesaan Perjalanan Tokoh

Pahlawan Pedesaan: Ibu Andi Rabiah walaupun sudah lansia masih berani menantang ombak menjadi suster apung di daerah Pangkep Sulawesi Selatan

Sebagai pemuda angkatan 80-an, hari ini sangat tersindir dengan prestasi Ibu Andi Rabiah walaupun sudah pensiun dan berumur 64 tahun masih berani menantang ombak dalam arti yang sesungguhnya agar bisa menjaga dan membina kesehatan masyarakat kepulauan di daerah Pangkep Sulawesi Selatan… Berbahagialah putra putri beliau mempunyai ibu yang sudah lulus, diangkat dan diakui menjadi profesor kehidupan oleh media televisi seperti MetroTV dan SCTV.

“Perawat Indonesia akan mampu angkat Citranya di mata insan Dunia”. Sepenggal lirik yang ada di akhir lagu mars Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) bukan lagi hanya lirik lagu dan cita-cita yang hanya dinyanyikan. Tetapi Citra perawat mampu diangkat di mata dunia oleh sosok perawat yang mendapatkan julukan “Suster Apung” yaitu Ibu Rabiah. Andi Rabiah nama lengkap beliau, seorang sosok inspiratif perawat yang lahir pada tanggal 29 Juni 1957 di Sigeri Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Beliau mengabdikan diri menjadi seorang perawat sejak tahun 1977 dengan menjadi seorang perawat pegawai negeri sipil (PNS) di Puskesmas Liukang Tanggaya dengan jarak 256 Km atau 24-36 jam perjalanan laut dari Makassar dengan wilayah kerjanya meliputi 25 pulau.

Sosok beliau dikenal berkat sebuah film dokumenter yang berjudul “Suster Apung” karya Arfan Sabran seorang film director sekaligus Producer yang beberapakali mendapatkan penghargaan film lewat karya-karya film dokumenternya. Film dokumenter yang berdurasi 15 menit dan dirilis tahun 2006 yang juga sempat memenangi Eagle Award pada tahun yang sama ini mengisahkan perjalanan Ibu Rabiah yang merupakan sosok perawat yang melayani kesehatan Masyarakat di kepulauan. Beliau mencintai pekerjaanya dengan penuh hati meskipun menghadapi berbagai problematika. Selain menjadi film, sosok Ibu Rabiah juga dijadikan novel yang sama dengan judul “Suster Apung” oleh Arfan Sabran. Karya Film dan Novelnya layak sekali untuk ditonton oleh mahasiswa keperawatan maupun Insan Perawat lainnya.

17 Tahun berlalu dari film “Suster Apung” pada tahun 2022 Mahakarya Arfan Sabran tentang Ibu Rabiah berlanjut. Film dokumenter ini berjudul “Inninawa: An Island Calling” dan menyabet penghargaan menang Piala Citra pada Festival Film Indonesia pada tahun 2022 sebagai film dokumenter panjang terbaik mengalahkan empat nominasi lainnya.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendapatkan kesempatan menonton bersama di XXI Plaza Indonesia, Jakarta sebuah karya terbaru ini pada tanggal 29 Agustus 2023. Jika kita pernah menonton film “Suster Apung” sebelumnya, ini merupakan karya lanjutan dari film sebelumnya. Pada film ini menampilkan sosok perawat inspiratif yang 35 tahun masih mengabdi meskipun usianya telah senja dan telah pensiun. Pada film ini kita diperlihatkan bagaimana beliau melayani kesehatan Masyarakat di pos kesehatan desa (poskesdes) di Puskesmas Liukang Tangaya di Pulau Sapuka diusianya yang senja.

Kemudian pada pertengahan selanjutnya kita akan diperkenalkan oleh anak beliau yang bernama Mimi. Seorang tenaga kesehatan dengan profesi sebagai Bidan yang sedang hamil untuk menunggu kelahiran. Pada Film tersebut dikisahkan bahwa Mimi merupakan anak yang sudah ditinggal Bapaknya (Suami Ibu Rabiah) sejak belia. Kemudian Mimi juga ditinggal Ibu Rabiah untuk mengabdi ke kepulauan. Sehingga Mimi baru menganggap Ibu Rabiah sebagai Ibu pada waktu SD sekitar kelas tiga. Namun Mimi tenyata tidak ‘Kapok’ melihat bagaimana beratnya menjadi sosok seperti Ibunya. Mimi ternyata juga mengabdi menjadi Tenaga Kesehatan Bidan di Kepulauan, Di Pos Kesehatan Desa (Poskesde) di Pulau Sanane. Kisah Ibu Rabiah dengan Mimi ini dikisahkan dengan Apik oleh Arfan lewat karya terbarunya ini.

Keharuan menonton film ini terasa dibangku penonton melihat scene demi scene filmnya. Pada acara nonton bersama ini dihadiri oleh ketua umum DPP PPNI Dr. Harif Fadhillah, S.Kp., SH., M.Kep., MH. dan diakhir nonton film, dialog dilakukan bersama dengan Tokohnya, Ibu Rabiah dan Mimi serta Sutradara Arfan Sabran, dari Kementerian Kesehatan RI dan Ketua Umum DPP PPNI. Pada dialog film ini diharapkan menjadi inspirasi insan perawat muda untuk dapat terus mengabdi dan pemerintah dapat memperhatikan kesejahteraan tenaga kesehatan yang mengabdi di daerah terpencil dan kepulauan seperti ini dengan kebijakan-kebijakan yang ada dari pemerintah dan PPNI mengkawal kebijakan ini untuk bisa terlaksana.